PENGARUH CARA PENGOLAHAN TANAH DAN SISTEM ROTASI TANAMAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAH ALFISOL DI DAERAH TRANSMIGRASI LABANGKA KABUPATEN SUMBAWA THE EFFECT OF SOIL MANAGEMENT AND CROP ROTATION SYSTEM ON ALFISOL PRODUCTIVITY IN TRANSMIGRATION SETTLEMENT UNIT OF LABANGKA, REGENCY OF SUMBAWA

Main Article Content

C.S. Rahardjo1 I. Yasin1 I G.M. Kusnarta1

Abstract

ABSTRAK


Sistem pengelolaan tanah dan tanaman yang tepat akan menjamin kelestarian produktivitas tanah dan pembangunan pertanian berkelanjutan.  Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan pola rotasi tanaman terhadap produktivitas lahan dan besarnya kehilangan tanah telah dilaksanakan pada musim tanam 1995/1996 pada tanah Alfisol (Haplustalf) di Labangka III,  Plampang,  Kabupaten Sumbawa. Percobaan lapang tersebut menggunakan rancangan acak lengkap kelompok dengan penataan faktorial 3 x 3.  Faktor pertama adalah  cara pengolahan tanah  yang terdiri atas tanpa olah (TOT);  pengolahan minimum (OTM),  dan pengolahan sempurna (OTS).  Faktor kedua adalah pola rotasi tanaman yang terdiri atas padi IR 36+cabe/bawang merah; padi IR 74+cabe/ubi jalar; dan kacang tanah+cabe/kacang hijau.  Peubah yang diamati meliputi hasil tanaman dan berat tanah tererosi.  Data dianalisis dengan sidik ragam pada P < 5% dan uji BNJ pada P < 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pengolahan tanah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tanaman musim hujan (padi IR 36, IR 74 dan kacang tanah) dan hasil tanaman musim kemarau (bawang merah, ubi jalar dan kacang hijau);  akan tetapi berpengaruh sangat nyata pada kehilangan tanah.  Dengan penerapan tanpa pengolahan tanah kehilangan tanah dapat ditekan menjadi 53% dibanding dengan dengan pengolahan konvensional.  Dengan demikian, sistem tanpa olah tanah lebih unggul ditinjau dari kecilnya jumlah tanah yang tererosi. Kacang tanah adalah tanaman musim hujan yang memberikan penghasilan tertinggi,  sedangkan kacang hijau merupakan tanaman musim kemarau lebih menguntungkan dibandingkan dengan bawang merah dan ubijalar.  Penumpangsarian cabe disela-sela tanaman musim hujan yang dilanjutkan dengan penumpangan tanaman palawija disela-sela cabe merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan hasil suatu usahatani..  Secara keseluruhan,  rotasi tanaman yang terbaik dari tiga macam rotasi yang diteliti ditinjau dari sumbangan nilai ruapiahnya adalah kacang tanah + cabe//cabe + kacang hijau.  Selain itu,  ditinjau dari segi produktivitas tanah,  sistem rotasi di atas adalah yang paling besar mengembalikan  nitrogen ke dalam tanah.


 


ABSTRACT


Appropriate land management and cropping system may ensure long term soil productivity and  agricultural sustainability. A research to study the effects of soil tillage methods and crop rotation on land productivity,  amount of soil loss,  and farmer income and to find the best combination of crop rotation and soil tillage method was conducted in 1995/1996 cropping season on a sloping-dry land of an Alfisol (Type Haplustalf) in Transmigration Settlement Unit (TSU) Labangka III, Sub-district of Plampang, the Regency of Sumbawa. The field experiment was designed into a Randomised Complete Block Design (RCBD) in a  3x3 factorial lay out. Three levels of soil tillage (zero tillage,  minimum tillage,  and conventional tillage) were combined with three levels of crop rotation (IR36+chili/onion, IR74+chili/sweet potato, and peanut+chili/mungbean). The variables measured include plant growth, yields and soil loss. The data were then analysed statistically using ANOVA at P < 0.05, continued with Tukey test at P < 0.05. The results of experiment showed that tillage methods were not significantly affected the growth and yield of both rainy season crops and dry season crops; they did affect soil loss. With the application of notillage the soil loss could be reduced up to 53% compared to with conventional tillage. Thus, notillage management system is superior in dry-sloping land, such as in Labangka. Peanut gave the highest income for farmer in rainy season, while in dry season with very little rain mungbean evidently gave the best yield.  Chilli intercropped with peanut resulted in the highest chilli population after peanut harvest, accordingly resulted in the highest yield after it intercropped with mungbean.. Over all, the best rotation found in this research was peanut + chilli continued with chilli + mungbean. The intercropping of chilli with  rainy season crops continued with dry season crops may become the best strategy to improve total income of farmers.

Article Details

How to Cite
RAHARDJO1, C.S.; YASIN1, I.; KUSNARTA1, I G.M.. PENGARUH CARA PENGOLAHAN TANAH DAN SISTEM ROTASI TANAMAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAH ALFISOL DI DAERAH TRANSMIGRASI LABANGKA KABUPATEN SUMBAWA. AGROTEKSOS, [S.l.], v. 7, n. 3, p. 34-45, feb. 2018. ISSN 2685-4368. Available at: <https://agroteksos.unram.ac.id/index.php/Agroteksos/article/view/121>. Date accessed: 22 nov. 2024.
Section
Articles