ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN TERDEGRADASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA PETANI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH (Kasus Usahatani di Lahan Bekas Penambangan Batu Apung)
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Eksplorasi batu apung (pumice) di lahan pertanian Kabupaten Lombok Tengah secara terbuka mengakibatkan degradasi tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani di lahan bekas penambangan batu apung dan daya dukungnya terhadap tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga petani. Lokasi penelitian di Dusun Cerorong - Desa Pemepek - Kecamatan Pringgarata dengan metode deskriptif dan pengumpulan data dengan teknik survey. Hasil penelitian adalah: pendapatan usahatani sebesar Rp 3 019 440,52/tahun/ 0,682 ha dan rasio daya dukung (Carrying Capacity Ratio) sebesar 1,33 (lebih besar dari 1,00) yang berarti bahwa total luas panen per tahun seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangan pokok keluarga petani. Namun, degradasi lahan mengakibatkan daya dukung ekonomi sebesar Rp 780 217,19 /kapita/ tahun yang setara 94 kg beras/ kapita/ tahun atau senilai 62,5 US $/kapita/ tahun. Persentase daya dukung tersebut terhadap kesejahteraan ekonomi anggota keluarga petani agar tergolong sejahtera mencapai 19,58 % berdasarkan Kriteria Kemiskinan Sajogyo dan mencapai 17,14 % berdasarkan Kriteria Bank Dunia. Masalah petani dalam mengelola usahatani di lahan bekas penambangan batu apung adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan tentang rehabilitasi tanah. Untuk itu, perlu penyuluhan intensif - berkesinambungan dari pemerintah tentang pemulihan kesuburan tanah terdegradasi dan upaya aktif mencegah penambangan batu apung secara terbuka di lahan pertanian Lombok Tengah.
ABSTRACT
Open maining of pumice in agricultural land in central Lombok has caused land degradation. The objective of this study is to know farm incomes on ex pumice exploration sites and it’s carrying capacity to improve farmer family’s economic welfare. The stydy was conducted in village of Pemepek, sub district of Pringgarata by using deskriptive method and collective of data employing survey technique. Study found that farm income is Rp 3,019,440/year/0.682 ha with carrying capacity ratio of 1.33 (> 1) meaning that yerly hervested area should be enough to fufill staple food of farmer family. However, due to land degrdation, economic carrying cpacity only reach Rp 780,217/capita/year or equivalent to 94 kilogram of rice/capita/year or US$ 62.5/capita/year. The percentage of carrying capacity above to farmer family economic welfare is 19.58 based on Sajogyo”s poverty criteria and 17,14 % of World Bank poverty criteria. This study also found that some problems faced by farmers on ex pumice maining sites are lack of knowledge and skill in land rehabilitation (reclamation). Therefore, continous extention is needed to rehabilitation land and to stop opening maining practice in central Lombok.