70 Penilaian Prioritas Pengembangan Produk Kerajinan Anyaman Bambu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (Priority Assisment For Developing of Bamboo Woven Crafts Products in Lombok Island, West Nusa Tenggara)
Main Article Content
Abstract
Abstract
Lombok woven bamboo handicraft industry has the potential, but has not yet been developed optimally. This research aim to determine what kinds of bamboo woven craft products can be developed on the Lombok Island. This research was conducted in Lombok Island, in the locations of the West Lombok, Central Lombok, East Lombok and North Lombok. The study used a descriptive method. Data was collected through in-depth interviews with stakeholders from related institutions as like as businessmen, and structured interviews with woven bamboo craft workers. Data was analyzed with Analytical Hierarchy Process (AHP).
The result shows that bamboo woven handicraft products were selected by stakeholders to be developed respectively with their respective weights are laundry box (0.755), handbag (0.660), lamp place (0.638), trash (0.574) and manning (0.451). Stakeholders decision to the product who that is choosed with account the aspects of product functionality (0.254), prices (0.223), style (0.207), model (0.176) and quality (0.141). It is more profitable to produce bamboo woven handicrafts in a medium to large size, because it is more efficient in the use of raw materials as well as having a high selling price. Finally, development of bamboo woven needs assistance and credit program from government.
Abstrak
Pulau Lombok memiliki potensi kerajinan anyaman bambu yang cukup baik pada sentra-sentra kerajinan anyaman bambu, tetapi ini belum dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk kerajinan anyaman bambu yang dapat dikembangkan di Pulau Lombok
Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok dengan lokasi sampel : Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Timur. Metode penelitan menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan stakeholders dari dinas instansi terkait dan pelaku usaha, serta wawancara terstruktur dengan pengrajin anyaman bambu terpilih pada lokasi penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk kerajinan anyaman yang dipilih stakeholders untuk dikembangkan berturut-turut dengan bobot masing-masing adalah : box laundry (0,755), tas (0,660), tempat lampu (0,638), tempat sampah (0,574) dan bakul (0,451). Keputusan stakeholders terhadap produk yang dipilih dengan mempertimbangkan aspek fungsi produk (0,254), harga (0,223), corak (0,207), model (0,176) dan kualitas (0,141). Usaha kerajinan anyaman bambu di Pulau Lombok menguntungkan dan efiesien, terutama produk kerajinan anyaman bambu dalam ukuran sedang sampai besar, karena lebih efisien dalam penggunaan bahan baku serta harga jual yang lebih tinggi. Akhirnya, pengembangan kerajinan anyaman bamboo membutuhkan program pendampingan dan kredit permodalan dari pemerintah.