Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan Tanpa Olah Tanah Tugal Langsung Pasca Padi Konvensional dan Sistem Aerobik Tumpangsari Kacang Tanah
Main Article Content
Abstract
Di lahan sawah, petani umumnya menanam tanaman palawija termasuk tanaman jagung pada musim kemarau setelah padi sawah, ketika ketersediaan air irigasi tidak cukup untuk tanam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya padi antara sistem konvensional dan sistem irigasi aerobik pada bedeng tumpangsari dengan kacang tanah terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan varietas lokal Bima, yang ditugal langsung pasca padi tanpa olah tanah. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, dari bulan September sampai Desember 2018, yang ditata menurut Rancangan Split Plot dengan tiga blok (ulangan) dan dua faktor perlakuan. Faktor petak utama adalah teknik budidaya padi beras merah (T1= konvensional; T2= sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah yang ditanam-sisip antar barisan padi), dan faktor anak petak adalah pola barisan padi beras merah (B1= barisan normal atau single row; B2= barisan kembar atau double row; B3= barisan triple row). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik budidaya padi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan, yaitu lebih tinggi jika ditanam pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dibandingkan dengan pasca padi kovensional. Pola barisan padi pada umumnya tidak berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung ketan, namun terdapat interaksi yang signifikan antara kedua faktor perlakuan penanaman padi beras merah terhadap panjang tongkol dan berat biji pipilan kering per tanaman jagung ketan pasca padi beras merah. Hasil biji jagung ketan tertinggi pada barisan double-row (183,2 g/tanaman) atau single-row (164,1 g/tanaman) jika ditugal langsung pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah, sedangkan jika pasca padi konvensional, hasil biji tertinggi pada pola barisan triple-row (58,4 g/tanaman).